Pilsner juga disebut pilsener atau pils. Nama tersebut diambil dari nama kota Pilsen (Plzen) di daerah Bohemia atau sekarang di Republik Ceko, dimana pertama kali pada thn 1842 bir dibuat melalui proses fermentasi dengan ragi (yeast) tenggelam (bottom-fermented).
"Urquell", bir Pilsener asli masih diproduksi sampai sekarang.
Sampai dengan pertengahan 1840, kebanyakan kaum Bohemian membuat bir dengan proses fermentasi mengapung (top-fermented) . Standar rasa dan kualitas yang dihasilkan sangat bervariasi, dan di thn 1838 bergentong-gentong bir dibuang karena ketidakpuasan. Untuk mengatasi ini Pemerintah kota Pilsen membangun brewery di 1839, dinamakan "Burger Brauerei" (now: Plzensky Prasdroj), dan memproduksi bir sesuai dengan gaya Bavaria.
Kenapa digunakan gaya Bavaria?
Rupanya kaum Bavaria (tetangga mereka di Jerman) telah membuat bir dengan metode ragi bottom-fermented dan selama proses fermentasi menyimpannya dalam gua untuk mempertahankan suhu rendah, dimana cara produksi seperti ini meningkatkan kejernihan bir.
"Burger Brauerei" segera mempekerjakan masterbrewer Bavaria, Josef Groll (1813-1887), dengan teknik baru dan jenis malt "Paler", menghasilkan jenis Pilsener modern pada 5 Okt 1842.
Dengan kombinasi warna pucat jenis malt tsb, menggunakan air jenis soft-water(1), Hops jenis "Saaz Noble" yang dipanen dari daerah Zatec (Saaz di Jerman), maka gaya Bavaria ini menghasilkan bir Lager warna emas pucat yang jernih yang menjadikannya sensasional jika dibandingkan dengan produksi dengan metode sebelumnya, bir keruh.
Dengan meningkatnya teknologi transportasi dan komunikasi menjadikan bir ini terkenal seantero Eropa Tengah, dan pembuatan bir gaya Bavaria ini segera ditiru banyak orang. Pada 1859, "Pilsner Bier" diregistrasi sebagai nama dagang resmi di Pemerintah kota Pilsen. Dan pada 1898, nama "Pilsner Urquell" diperdagangkan sebagai jenis bir Pilsener yang otentik dan orisinal.
Jeni pilsener ini semakin banyak diproduksi seiring dengan diperkenalkannya mesin pendingin oleh Carl Von Linde pada akhir abad ke 19, dimana penempatan bir dengan fermentasi bottom-fermented di dalam gua tidak diperlukan lagi. Teknik fermentasi yang membutuhkan suhu rendah ini dapat dilakukan dimana saja.
Saat ini rasa bir Pilsener sangat ringan, warna jernih mulai dari kuning pucat sampai dengan kuning emas, dan aroma dan rasa hops sangat terasa, akan tetapi Pilsener dari Ceko jauh terasa lebih ringan (Urquell dan Staropramen)
Sementara Pilsener Jerman terasa lebih pahit. Jerman pilsener a.l: BECK's, Augustiner Pils, Flensburger Pilsner, Henninger's Kaiser Pilsner, König Pilsner, Königsbacher Pilsner, Schwelm's Schwelmer Pils, Warsteiner, Würzburger Hofbräu, and Wernesgrüner. Sedangkan rekan2nya dari Belanda (Amstel, Grolsch, Heineken) dan Belgia (Stella Artois, Jupiter) semuanya terasa lebih "manis".
Bir jenis Pilsener jarang yang mempunyai kandungan alkohol tinggi, normalnya sekitar 4.5% ABV, jika mempunyai kandungan lebih biasanya diberi label "Export Beer". Dan saat ini umumnya orang masih bingung apakah yang dimaksud dengan Pilsener dan Lager karena dilabel sering terbaca "Pilsener Lager".
Pilsener adalah salah satu jenis Lager; menggunakan bahan dasar Malted Barley, rasa yang ringan, warna jernih dan dibuat dengan teknik bottom-fermented.
Pilsener produksi Indonesia? hampir semua merk bir yang diproduksi disini mempunyai jenis Pilsener; Bir Bintang, Anker, Carlsberg, Bali Hai, Heineken dan San Miguel....bagaimana rasanya menurut anda?
(1)dalam pembuatan bir, air dipisahkan menjadi 2 jenis "soft" dan "hard", tergantung dari kandungan komposisi kimianya
No comments:
Post a Comment